Last Embryo - Volume 1 Chapter 1 Part 1



Di suatu hari yang cerah di musim hujan.
 
Meskipun aroma musim semi mulai memudar bersama dengan kelopak bunga sakura yang bergururan, ini saatnya bagi tanaman hijau segar untuk tumbuh dan mulai memanjat ke langit.
 
Sinar matahari yang hangat bersinar melalui jendela di aula panti asuhan, membuat suasana menjadi nyaman dan membuat seseorang hanya ingin rebahan sepanjang siang hari ini. Di tengah suasana yang tenang ini, Saigo Homura, dengan kantong matanya, mengepalkan tinjunya dengan erat dan melihat ke langit.
 
“Ahh ... sudah berakhir .... Akhirnya berakhir, Suzuka ……!!!”
 
“Terima kasih atas kerja kerasmu, Homura. Sepertinya kita bisa menikmati Golden Week dengan tenang”
 
Seorang gadis yang tampak ceria – Ayazato Suzuka – memberi selamat kepada Homura dengan anggukan menenangkan saat dia mengumpulkan sisa dokumen dan meletakkannya di atas meja. Keduanya berada pada usia di mana mereka baru saja memasuki puncak masa muda mereka, tetapi Homura, yang sepanjang malam mengurus dokumen baru saja menyelesaikannya, sekarang ia tampak lebih seperti zombie daripada manusia. Dia kemudian melepas headphone bertelinga kucing buatannya, yang biasanya ia kenakan di lehernya dan mulai membuka bajunya yang kebesaran. Mengapa bajunya kebesaran, itu adalah kesalahan perhitungan darinya. Ketika dia membelinya, dia memikirkan kemungkinan pertumbuhannya di masa depan sebagai salah satu faktor, tetapi sayangnya, pertumbuhan itu tidak datang seperti yang dia harapkan.
 
Sebaliknya, Ayazato Suzuka berpenampilan lebih modis dari biasanya, dengan rambut panjangnya yang diikat rapi dengan ikat rambut bermotif bunga dan celana pendek yang terlihat nyaman digunakan. ditambah dengan pakaiannya yang entah bagaimana berhasil menonjolkan vitalitas mudanya, kemauan yang kuat dan pesona. Dia pasti tipe gadis yang dibenci oleh gadis lain, terutama yang selalu kesulitan memilih apa yang akan dikenakan.
 
Puas dengan hasil kerja kerasnya, senyum terpancar di wajah lelah Saigo Homura.
 
“Bukannya aku sombong ya, tetapi jika ada yang bertanya kepadaku, Aku harus mengatakan bahwa aku dengan sepenuh hati mengerjakan penelitian ini. Jika kita menyajikannya kepada mereka apa adanya, aku yakin perusahaan besar di Everything Company tidak akan mengkritik apapun.”
 
“Nihahaha, kau berkata begitu itu lagi. Uji klinisnya juga sudah melewati tahap verifikasi, kan?”
 
“Ya, benar. Selain itu juga sudah melewati fase kedua dengan sangat cepat. Namun, jika kita ingin melewati fase ketiga tanpa kesulitan, maka sepertinya kita harus berjuang sedikit lebih keras.”
 
Setelah melakukan beberapa pemanasan untuk merenggangkan otot-otot mereka yang kaku, mereka berdua langsung tergeletak ke sofa seolah-olah mereka adalah sepasang ban yang kempes. Tapi jujur, siapa yang bisa menyalahkan mereka? Cuaca di luar benar-benar panas, terutama bagi dua anak muda yang baru saja selesai tidur sepanjang malam. Kecerahan matahari yang bersinar melalui jendela sudah tepat, suhunya pas, tidak terlalu panas, dan kadang-kadang hembusan angin lembut menggerakan tirai. Selain itu, mereka berada di dalam rumah, di mana tidak ada bahaya yang mungkin menimpa mereka. Itulah mengapa akan kejam jika melarang mereka untuk beristirahat sejenak sekarang setelah mereka menyelesaikan pekerjaan semalaman.
 
Namun, seiring siang yang perlahan berubah menjadi sore, aula panti asuhan menjadi sangat sunyi, mengingat hari ini adalah tengah hari pada hari libur, biasanya aula panti asuhan diisi dengan hiruk pikuk anak laki-laki dan perempuan yang berlarian di sekitar ruangan, belum lagi ada TV 55 inci di ruang tamu – yang langsung digunakan saat dibeli – yang biasanya dikepung oleh anak-anak muda yang ingin menontonnya. Namun, pada hari ini, kesunyian ini begitu menakutkan, memekakkan telinga, seolah-olah seluruh tempat menjadi kosong.
 
Untuk sesaat, sebuah pemikiran bahwa mungkin sesuatu telah terjadi muncul di benak Homura, tetapi karena rasa kantuk yang perlahan-lahan semakin meningkat, dia memutuskan bahwa untuk saat ini menangkap beberapa z harus menjadi prioritas nomor satu.
 
Saat dia menggaruk rambutnya yang berantakan, tatapannya mengarah ke arah Suzuka, yang mendorongnya untuk mengajukan pertanyaan yang ada di pikirannya saat ini.
 
"Aku baru ingat, Suzuka, Apa kau mau pergi ke suatu tempat? Terlihat dari pakaianmu"
 
"Umu! Aku dan Aya akan pergi ke Shinjuku. Mungkinkah kau bertanya karena kau ingin ikut, Homura?"
 
"Tidak, tapi terima kasih atas tawarannya. Pergilah dan bersenang-senanglah bersama Aya."
 
Dia melambaikan tangannya, menolak tawaran Suzuka. Menggunakan setiap energi terakhir yang dia miliki di tubuhnya untuk menyelesaikan penelitiannya, jadi sekarang dia tidak mengharapkan apa-apa selain kesempatan untuk menghabiskan hari pertama golden weeknya dengan tenang. Tidur siang di hari libur bukanlah hal yang dilakukan mahasiswa, tapi hanya itu yang dia inginkan dan dia pikirkan.
 
Tetapi, seolah ingin menyangkal bahwa satu kebahagiaan kecil yang dia peroleh untuk dirinya sendiri, suara guardiannya – Tokuteru Mikado – berteriak dari lorong di luar ruangan.
 
"HOMURAAAAAAA!!!! Laporan untuk manajemen laboratorium! Di mana?! Di?! manaaa?!"
 
"……………………… ah."
 
"………………………. Eh?"
Yah, sial, pikir Homura, sembari menggigit bibirnya.
 
 
"…… Oi, Bro, tentang apa itu? Aku berjanji aku tidak akan marah, tapi hanya jika kau mengatakannya sekarang, oke? Apa yang dia bicarakan?"
 
Suara Suzuka terdengar sedikit histeris.
 
"Maaf, Kak, tetapi jika aku tidak menulis laporan itu, aku khawatir kelangsungan panti asuhan ini akan dalam bahaya."
 
Penelitian saja bukan satu-satunya hal yang seharusnya menjadi pelindung laboratorium penelitian mereka. Selain biaya peralatan Pusat Penelitian Ketiga, mereka juga harus memasukkan laporan biaya operasional panti asuhan 'Canaria Family Home'. Dan karena Homura adalah orang yang bertanggung jawab untuk itu, tugas barunya Cryo-Electron Microscope untuk memperbanyak peralatan fasilitas dan menemukan cara untuk menutupi fakta bahwa mereka membeli TV 55 inci. Dan solusi yang dia buat? Penelitan yang dilebih-lebihkan dan upaya untuk meningkatkan pendanaan dan anggaran umum mereka dalam laporan.
 
Terus terang, apa yang dia lakukan jelas merupakan pemalsuan informasi ditambah dengan pemalsuan dokumen, tetapi fakta bahwa penelitian yang mereka lakukan sudah sangat mahal masih merupakan fakta, selama mereka masih bisa mendapatkan keuntungan. Pada akhirnya, sisanya hanya masalah menulis kedua dokumen sebaik mungkin sehingga dengan mudah akan menipu para petinggi di Perusahaan.
 
Karena semua hal tersebut dan kebutuhan untuk mempekerjakan beberapa akuntansi, laporan tersebut belum ditulis hingga saat ini.
 
Wajah Suzuka berubah menjadi pucat saat setiap rambut di tubuhnya berdiri.
 
"Apa yang harus kita lakukan, Homura? Apa yang harus kita lakukan sekarang?! Kapan batas waktu menyerahkan laporan itu?"
 
"Harus diserahkan kepada manajemen bersama dengan penelitian itu pada pukul 13:00."
 
"Uwaaaaah, bukankah itu berarti kau hanya punya waktu satu jam untuk menulisnya?! Ya tuhan, bagaimana kita akan menjelaskannya kepada Aya?!"
 
Suzuka memegangi kepalanya dengan tangannya dan mengeluarkan jeritan bermasalah.
 
Putri pelindung ingin laporan dan hasil penelitiannya diserahkan hari ini pada siang hari. Apakah mereka akan menyelesaikannya tepat waktu jika mereka mulai mengerjakannya sekarang? Tidak, sudah pasti terlambat untuk melakukan hal tersebut. Tetapi jika mereka tidak dapat memikirkan cara untuk melakukannya, panti asuhan dan penelitian mereka akan terancam.
 
Saat Suzuka dengan panik berlari mengelilingi ruangan, Saigo Homura memutar otaknya untuk mencari jalan keluar terbaik dari kebingungan mereka saat ini. Melihat dia bertingkah begitu tenang, Suzuka mendapatkan sedikit ketenangannya sendiri.
 
"Oke Bro, untuk saat ini: apa ada yang bisa kita lakukan?"
 
"Tidak, Game Over untuk kita, Kak."
 
"Uh! Kenapa kau langsung menyerah bahkan tanpa mencobanya!? Apakah benar-benar tidak ada yang bisa kita lakukan ?!"
 
"Amu Namida Butsu, Amin."
"Oh, jadi sekarang kau berdoa kepada Dewa untuk meminta bantuan?! Kau hanya akan mengabaikannya sekarang?! Siapa tahu, jika kita mulai sekarang, kita mungkin bisa melakukannya!!"
 
Dengan mengatakan itu, Suzuka berlari menuju salah satu laci dan mengeluarkan beberapa dokumen. Kata-kata dan tindakannya mungkin menunjukkan bahwa dia dalam keadaan kacau balau, tetapi dia mampu bertindak ketika dalam situasi itu.
 
Menggulung lengan bajunya, Homura mengambil penanya dengan desahan berat.
 
"Tetap saja… Apa Neng Ayato pergi ke Shinjuku? Aku hanya tidak bisa membayangkannya. Aku selalu berpikir pergi ke Ginza atau Roppongi jauh lebih cocok untuk orang seperti dia."
 
"Dan itulah yang kita sebut bias. Bahkan seseorang seperti Aya pergi ke bioskop dan toko buku bersama kami setiap waktu... t-tapi sekarang bukan waktunya untuk membicarakan hal seperti itu! Kau harus fokus menulis laporannya dengan cepat! Chop chop! Aku tahu bahwa selama kau memikirkannya, kau dapat menyelesaikannya dalam waktu kurang dari satu jam!"
 
"Ya, ya, tentu" Homura menjawab dengan setengah hati sambil mengambil tumpukan dokumen. Sekarang dia memutuskan untuk melakukannya, dia tidak punya pilihan selain menyelesaikannya. Ayato selalu menjadi tipe orang yang ‘tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata’, begitu dia mengetahui bahwa laporan mereka akan dikirimkan terlambat, dia pasti akan segera menghampiri mereka. Itulah mengapa menyelesaikannya sesegera mungkin adalah demi kepentingan terbaik mereka jika mereka ingin menghindari hal itu terjadi. Tapi saat dia sedang memikirkan trik curang macam apa yang harus dia lakukan - PIPIPI - PIPIPI - suara nada dering terdengar ke seluruh ruangan, memecah konsentrasinya. Melihat nama peneleponnya, Homura mengerutkan kening sambil meringis. [TL Note : Sebuah idiom yang berarti Apa yang seseorang lakukan itu jauh lebih penting ketimbang apa yang orang itu katakan]

"…..Cih. Iblis ini."

Sebelumnya | ToC | Selanjutnya

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama